Mengenal Feline Chlamydiosis atau Chlamydia pada Kucing

Feline Chlamydiosis (Chlamydophila) juga dikenal dengan Feline Pneumonitis (Radang Paru-paru pada Kucing) merupakan bakteri yang sangat mudah menyesuaikan (Adaptif) pada tubuh kucing dan merupakan salah satu bakteri yang bisa menyebabkan Conjunctivitis atau Konjungtivitis (Mata merah karena peradangan pada selaput yang melapisi permukaan bola mata dan kelopak mata bagian dalam), gejala tersebut dapat disertai dengan mata berair dan timbulnya rasa gatal pada mata.

Kebanyakan pemilik kucing mengira jika kucing sakit mata itu hanya sakit mata biasa, hal ini kemungkinan didasari dari pertanyaan antar pecinta kucing yang pernah mengalaminya. Setiap kucing memiliki daya tahan tubuh yang berbeda, jika kebetulan ada kucing yang terkena penyakit ini namun bisa sembuh dengan sendirinya maka ada kemungkinan daya tahan tubuh yang dimiliki kucing itu bagus atau kucing yang dimaksud sudah dewasa.

Penyakit Mata pada Kucing

Daya tahan tubuh yang dimiliki kucing dewasa dan anak kucing sangat jauh berbeda, pada anak kucing daya tahan tubuh yang dimiliki masih belum sempurna dan hal itu terbukti dengan banyaknya anak kucing yang terinfeksi chlamydia (Klamidia) pada usia dini ketika baru saja lepas susu dari induknya.

Chlamydia paling sering terlihat menginfeksi anak kucing yang masih berusia 5 minggu sampai dengan 12 minggu, dimana pada usia 12 minggu atau 2 bulan adalah usia anak kucing yang baru akan lepas susu dari induknya. Kenapa kebanyakan orang menyarankan melakukan vaksinasi kucing pada usia 2 bulan, salah satu penyebabnya adalah hal ini.

Pada usia 2 bulan anak kucing sudah mulai belajar makan sendiri dan mulai membentuk daya tahan tubuhnya dari makanan yang dikonsumsi, meski pada posisi ini anak kucing masih menyusu pada induk tentunya sudah tidak banyak seperti saat baru saja lahir. Awal terinfeksi chlamydia biasanya anak kucing hanya terlihat flu, setelah itu mata mulai berair, pada kondisi ini jika pemilik kucing tidak peka maka kondisi anak kucing akan semakin memburuk dan ada resiko kematian.

Gejala Chlamydia pada Kucing 

Umumnya gejala pada kucing yang terinfeksi chlamydia selalu diawali dengan berkurangnya nafsu makan secara mendadak. Berkurangnya nafsu makan pada kucing bersamaan dengan kucing mulai flu, pada fase ini kebanyakan orang sering mengira kucing hanya menderita flu biasa saja, yang membuat kucing tidak mau makan karena penciumannya terganggu.

Obat Chlamydia Kucing di Apotik

Flu yang diderita kucing akan terlihat semakin parah dengan ditandai keluarnya cairan pada hidung kucing dan kucing akan mulai batuk dan bersin. Hal ini bisa terjadi selama beberapa hari dengan nafsu makan kucing yang semakin berkurang dan bahkan ada yang tidak mau makan sama sekali.

Seperti yang sudah dijelaskan diatas, selanjutnya Konjunctiva (Lapisan Tipis pada Mata) akan mengalami bengkak, mulai berwarna kemerahan dan disertai mata kucing yang mengeluarkan air. Pada saat ini kucing akan mengalami penurunan daya tahan tubuh yang membuat beberapa virus lain seperti herpes juga bisa menginfeksi kucing.

Beberapa kucing juga bisa mengalami demam, nafas mulai berat hingga sesak nafas pada saat mata mulai berair dan memerah. Ketika beberapa virus lain seperti herpes ikut masuk, maka ada resiko kucing akan kehilangan matanya. Kondisi yang lebih parah akan terjadi jika tidak segera dilakukan penanganan oleh pemilik kucing.

Infeksi lanjutan jika tidak segera dilakukan penanganan adalah Pneumonia (Peradangan Paru-Paru), apabila kucing yang masih kecil terkena maka kemungkinan besar anak kucing akan mengalami kematian.

Penyebab Chlamydia pada Kucing 

Chlamydiosis pada kucing adalah infeksi pada mata yang disebabkan oleh bakteri Chlamydophila Felis yang dulunya dikenal dengan Chlamydia Psittaci. Bakteri ini sangat mudah beraptasi pada tubuh kucing dan dapat menyerang atau menginfeksi semua ras kucing yang ada.

Obat Chlamydia di Apotik

Bakteri ini sangat mudah menyerang kucing pada semua usia, namun chlamydia sangat sering dijumpai menginfeksi anak kucing yang masih kecil yang berusia 5 minggu hingga 12 minggu. Bakteri ini akan lebih mudah menyebar jika kondisi populasi kucing padat, tentunya populasi kucing yang padat sering terdapat pada penangkaran kucing atau breeder kucing ras.

Chlamydia menyebabkan konjunctivitis tingkat rendah yang membutuhkan penanganan yang cepat (Persisten) dimana hidung akan terlibat dan menyebabkan kucing bersin disertai dengan keluarnya cairan pada hidung. Paru paru kucing sangat jarang terlibat jika tidak terjadi infeksi lanjutan, 30% kasus Konjunctivitis pada kucing dapat disebabkan oleh bakteri ini.

Kematian yang disebabkan chlamydia pada kucing jarang terjadi, karena bakteri ini mudah dibersihkan dengan desinfektan yang umum digunakan, selain itu bakteri ini tidak bertahan lama di lingkungan yang ada jika tidak memiliki inang. Hal yang merepotkan dari chlamydia adalah sifat persisten yang dimilikinya, hal ini membuat banyak masalah pada orang yang memiliki banyak kucing seperti breeder kucing karena mudah menyebar dan perlu cepat ditangani.

Penanganan Chlamydia pada Kucing 

Jika kucing mulai memiliki tanda atau gejela terkena chlamydia maka segera putuskan untuk membawanya kedokter atau tidak, karena jika kalian tidak membawanya kedokter kalian tidak akan tahu apakah kucing benar benar terkena chkamydia atau infeksi virus yang lain.

Dengan membawa kucing ke dokter maka kalian bisa mengetahui dengan jelas apa yang sedang menginfeksi kucing dan kucing akan mendapatkan perawatan serta pengobatan yang sesuai dengan penyakit yang ada. Namun jika kalian ingin memberikan perawatan dirumah, hal ini juga bisa dilakukan karena sebagai pemilik kucing kita juga perlu belajar menangani beberapa penyakit yang diderita kucing kita.

Antibiotik Tetrasiklin untuk Kucing

Hal yang pertama harus dilakukan adalah memisahkan kucing yang terinfeksi dengan kucing lainnya jika memiliki kucing lebih dari satu, berikan ruangan yang nyaman untuk kucing yang terinfeksi. Bersihkan cairan pada hidung dan juga mata menggunakan kain yang bersih atau tisu supaya kucing menjadi lebih nyaman.

Nafsu makan kucing yang terinfeksi akan menurun, untuk itu berikan makanan yang bisa memancing nafsu makan kucing untuk mau makan. Kalian bisa menggunakan wet food atau makanan basah supaya kucing mudah menelannya. Apabila kucing tidak mau makan sama sekali segera suapi kucing, sesuaikan jadwal menyuapi kucing dengan jadwal pemberian makan kucing kalian biasanya.

Baca Juga : Cara Menambah Nafsu Makan Kucing

Berikan antibiotik untuk kucing kalian, seperti Doxycycline (Doksisiklin) untuk mencegah infeksi tingkat lanjut yang dapat membahayakan nyawa kucing. Dalam masa pemberian selalu perhatikan mata kucing, jangan sampai mata kucing menutup total. Segera bersihkan dengan air hangat dan berikan salep mata kucing jika itu terjadi. Pemberian salep mata atau obat tetes mata kucing dapat membantu pemulihan dan membuat kucing lebih nyaman.

Apabila mata kucing sudah terlihat normal dan kondisi mulai membaik, tetap lanjutkan perawatan yang diberikan. Perawatan lanjutan bisa dilakukan selama beberapa minggu kedepan melihat kondisi kucing itu sendiri, beberapa kucing yang sudah terlihat sembuh masih bisa menularkan penyakit ini pada kucing lain. Karena hal tersebut dalam perawatannya harus dilakukan secara total dan sampai tuntas.

Pencegahan Chlamydia pada Kucing 

Pencegahan utama untuk chlamydia kucing adalah dengan memberikan vaksin untuk kucing peliharaan. Chlamydia lebih sering menyerang anak kucing yang masih kecil, untuk itu memberikan vaksinasi seawal mungkin pada kucing bisa mencegah kucing terinfeksi chlamydia.

Kucing Sakit Mata Berair

Umumnya vaksin harus diberikan pada anak kucing yang berusia 2 bulan, namun terkadang pemilik kucing merasa pada usia 2 bulan kucing masih terlalu kecil untuk divaksin. Karena hal ini biasanya orang menunda memberikan vaksin untuk kucingnya, dan selang beberapa saat kucing terkena infeksi chlamydia maka hanya penyesalan yang akan terjadi.

Baca Juga : Vaksin yang Penting untuk Kucing

Memberikan vaksinasi pada kucing tidak menjamin kucing akan terhindar dari chlamydia, karena pada vaksin pertama biasanya tidak ada bakteri chlamydia didalamnya. Pada vaksin F3 kucing terdapat bakteri Virus Calici, Rhino dan Panleukopenia, dengan memberikan vaksin pertama maka kucing tidak akan mendapat infeksi tambahan virus lain ketika terkena chlamydia. Kucing akan lebih mudah pulih hanya dengan diberikan sedikit perawatan tambahan jika tidak ada bakteri yang menginfeksi ketika kucing mengalami penurunan daya tahan tubuh, ketika usia kucing sudah masuk usia 6 bulan pemberian vaksin F4 yang terdapat bakteri chlamedia didalamnya bisa diberikan.

Baca Juga : Panleukopenia atau Distemper pada Kucing

Menjaga kebersihan lingkungan kandang adalah pencegahan selanjutnya, dalam membersihkan kandang gunakan desinfektan yang biasa digunakan untuk membunuh bakteri atau kuman. Bersihkan daerah sekitar kandang dan juga perlengkapan yang digunakan kucing setiap hari, selalu ganti air minum 2 hari sekali atau ketika air terlihat kotor.

Bersihkan dengan teliti jangan sampai ada yang terlewat, bakteri penyebab chlamydia tidak akan bertahan lama dan bisa dibunuh dengan menggunakan desinfektan yang umum.

Apakah Chlamydia Menular ke Manusia?

Clamedia pada kucing memiliki sifat Zoonosis yang berarti penyakit ini bisa menular pada manusia. Meski dapat menular pada manusia, resiko yang ada sangatlah rendah. Berbeda dengan kucing yang bisa menjadi semakin parah, hal ini disebabkan bakteri tersebut sangat mudah menyesuaikan dengan tubuh kucing.

Menurut beberapa informasi mengenai penularan chlamydia pada manusia, ada beberapa orang yang mengalami konjunctivitis setelah melakukan kontak dengan kucing yang terinfeksi namun dapat segera disembuhkan karena resiko bakteri yang ditimbulkan berbeda dengan kucing. Kebersihan dalam memberikan perawatan untuk kucing perlu dilakukan untuk mencegah hal ini, selalu bersihkan tangan sebelum atau sesudah melakukan kontak dengan kucing atau membersihkan lingkungan kucing.

Penularan Chlamydia pada Kucing

Penularan chlamydia bisa terjadi dalam 2 proses, yaitu secara langsung dan secara tidak langsung. Penularan secara langsung bisa terjadi jika kita melakukan kontak dengan kucing yang terinfeksi, atau antara kucing satu dengan kucing yang lain, melalui cairan yang dikeluarkan kucing entah itu lendir dari hidung atau cairan pada mata kucing yang terinfeksi.

Anak kucing yang baru saja dilahirkan juga ada resiko terinfeksi chlamydia dari induk kucing melalui proses persalinan atau tertular setelah anak kucing keluar dari perut induknya. Penularan secara langsung terkadang sering dibantu penyebarannya oleh manusia yang sering melakukan kontak dengan kucing tanpa membersihkan dirinya dengan mencuci tangan atau semacamnya.

Baca Juga : Awal Kucing Hamil Sampai Melahirkan

Penularan infeksi secara tidak langsung bisa melalui lingkungan kucing yang terinfeksi bakteri chlamydia. Bakteri ini bisa menempel pada kandang kucing, perlengkapan kucing mulai dari litter box, tempat makan dan minum kucing, kalung kucing, alas kandang kucing, selimut kucing dan berbagai perlengkapan lainnya.

Menjaga kebersihan lingkungan kandang kucing merupakan hal yang sangat penting untuk mencegah penyebaran virus dan penyakit kucing yang ada termasuk chlamydia. Selalu cuci tangan kalian sebelum atau sesudah melakukan kontak dengan kucing guna menjaga kesehatan kalian serta kucing kesayangan. Demikian mengenai clamedia kucing, semoga informasi ini bisa bermanfaat untuk semuanya.

Belum ada Komentar untuk "Mengenal Feline Chlamydiosis atau Chlamydia pada Kucing"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel