Mengetahui Pyometra pada Kucing yang Sering Terjadi

Pyometra merupakan salah satu penyakit yang akan terjadi pada kucing peliharaan terutama bagi kucing yang dikembangkan atau kucing yang berada di lingkungan cattery (breeder kucing). Penyakit ini bisa terjadi pada semua jenis ras kucing yang ada, jadi semua kucing beresiko mengalami pyometra ini. Kucing yang ada pada cattery atau tempat breeder kucing akan lebih beresiko dari kucing rumahan karena populasi kucing yang padat bisa menyebabkan penularan pyometra melalui pejantan kucing atau juga induk kucing betina.

Pyometra diambil dari dua kata yang mirip dengan gejala penyakit ini, yaitu Pyo yang berarti Nanah dan juga Metra yang berarti Rahim (Uterus) jadi Pyometra adalah penyakit yang menimbulkan penumpukan nanah pada rahim kucing. Pada beberapa kasus hal ini sering terjadi pada kucing yang baru saja kawin, pemilik kucing akan mengira kucingnya hamil karena perut kucing yang membesar namun sebenarnya pembesaran yang terjadi disebabkan oleh nanah yang terus bertambah pada rahim kucing.

Apakah Pyometra Bisa Sembuh

Nanah yang ada pada rahim kucing tersebut disebabkan kelainan hormon pada tubuh kucing dan membuat infeksi pada rahim sehingga nanah tersebut akan semakin bertambah dan berkumpul hingga perut kucing membesar seperti kucing yang sedang hamil. Umumnya pyometra sering terjadi pada kucing di usia pertengahan, dalam hal ini yang banyak kasus pyometra adalah kucing di usia 3 tahunan dan beberapa kucing dalam usia produktif.

Pyometra sering muncul pada kucing karena siklus birahi yang tidak disertai pembuahan, artinya kucing birahi tidak dikawinkan atau sudah dikawinkan namun tidak ada pembuahan pada kucing (Tidak kena karena pejantan kurang pintar kawin atau betina yang sulit dikawin). Sebagian besar pemilik kucing pasti tidak mengetahui hal ini karena ciri yang ada sangat mirip dengan kucing hamil pada awalnya, lalu memasuki pertengahan kehamilan akan keluar nanah melalui jalan lahir kucing dan disinilah pemilik kucing akan sadar jika kucingnya terkena pyometra.

Gejala Pyometra pada Kucing

Gejala pyometra kucing atau tanda kucing terkena pyometra bisa dilihat dari kondisi kucing yang ada, biasanya kucing akan mulai terlihat lemas, mengalami penurunan nafsu makan dan juga demam ketika perut kucing sudah mulai membesar dan pada kondisi awal tidak akan ada gejala yang terlihat karena kucing akan biasa saja seperti tidak sakit.

Ketika perut kucing sudah mulai membesar, tanda pyometra kucing akan semakin jelas terlihat. Gejala yang ada bisa dilihat dari terbukanya leher rahim kucing (Serviks) atau tidak. Jika serviks kucing terbuka maka biasanya akan ada pengeluaran nanah dari rahim kucing melalui vagina kucing, nanah yang keluar ini bisa berwarna putih, agak kekuningan, agak kecoklatan, dan bahkan dengan warna kemerahan.

Cairan nanah pyometra akan memiliki bau tidak sedap, hal ini juga menjadi salah satu ciri kucing pyometra yang mudah dikenali. Ketika cairan mulai keluar secara berkelanjutan kucing akan terlihat mulai tidak mau makan, lemas, lesu, demam, dan bahkan stress. Pyometra sendiri ada dua jenis yang dibedakan oleh terbukanya serviks atau tertutupnya serviks, gejala yang ada juga berbeda dari kedua jenis ini.

Kucing Keputihan?

Pyometra Terbuka

Pada pyometra kucing terbuka, kondisi serviks pada kucing akan terbuka sehingga pengeluaran nanah dari rahim kucing melalui vagina kucing akan terlihat ketika kondisi pyometra sudah mengeluarkan gejala yang jelas terlihat. Nanah yang ada bisa keluar dalam beberapa warna seperti putih, kekuningan, kecoklatan dan juga kemerahan disertai dengan bau yang tidak sedap dari nanah tersebut.

Pada kondisi ini kucing akan mengalami penurunan nafsu makan, lemah lesu, demam dan juga stress. Hal yang harus diperhatikan adalah kepribadian kucing, jika kucing kalian termasuk kucing yang selalu menjaga kebersihan badannya maka nanah yang keluar akan sulit terlihat karena selalu dibersihkan oleh kucing. Biasanya nanah akan terlihat ketika sudah jatuh pada alas kandang kucing dan pada kondisi ini pemilik kucing akan mudah mengetahuinya.

Pyometra Tertutup

Pada pyometra kucing tertutup kondisi serviks kucing akan tertutup, karena kondisi ini maka nanah yang ada pada rahim kucing akan terjebak didalam dan tidak bisa keluar. Berbeda dengan pyometra terbuka yang bisa jelas terlihat gejalanya melalui keluarnya nanah pada vagina kucing, pada pyometra tertutup gejala yang ada akan lebih sulit diketahui.

Gejala pyometra tertutup juga sama dengan pyometra terbuka untuk pembesaran perut kucing yang terjangkit, perut kucing akan semakin terus membesar ketika nanah pada rahim kucing semakin banyak. Pyometra tertutup lebih sakit daripada pyometra terbuka karena nanah yang ada akan semakin terkumpul tanpa disertai dengan pengeluaran.

Baca Juga : Cara Menambah Nafsu Makan Kucing dengan Cepat

Kucing juga akan mengalami penurunan nafsu makan, demam, lemah lesu dan juga stress. Jika kondisi ini dibiarkan saja maka kucing akan beresiko mengalami kematian yang disebabkan pecahnya rahim kucing (Uterus) karena cairan nanah berlebih dan juga ada resiko gagal ginjal kucing akan terjadi.

Karena ada pengeluaran nanah pada vagina kucing maka kejadian ini juga sering disebut dengan kucing keputihan atau keputihan pada kucing. Hal ini juga sering terjadi pada perempuan, meski pada manusia tidak disertai penurunan nafsu makan dan sebagainya.

Penyebab Pyometra pada Kucing

Pyometra sering ditemui pada kucing yang berusia di pertengahan, atau berkisar antara 3 tahun dan dibawahnya. Pada usia tersebut, kucing masih dalam tahap yang paling produktif untuk menghasilkan anak atau hamil jadi dia akan lebih rentan terkena pyometra. Pyometra terjadi karena rahim kucing pada kondisi yang sangat sensitif, hal ini disebabkan karena hormon progesterone (Hormon yang mempengaruhi masalah kehamilan kucing) yang berlebihan pada tubuh kucing.

Kucing Keluar Cairan dari Kelamin

Ketika jumlah hormon progesterone belebihan maka rahim kucing menjadi sangat sensitif, dengan terjadinya hal itu maka pyometra kucing akan terjadi. Pada kondisi ini pada lapisan dinding rahim kucing akan terbentuk kista, hal ini disebut juga dengan hiperlasia endometrium (Penambahan lapisan dinding rahim) yang dimana kista tersebut akan terus bertambah dan bakteri akan bisa masuk melalui leher rahim dan mengakibatkan infeksi.

Bakteri ini akan membuat penebalan pada dinding rahim kucing dan juga menimbulkan cairan pada rahim yang mengakibatkan ukuran rahim mengelami pembesaran secara cepat. Ketika pyometra terus berkembang maka cairan yang ada akan bergerak dari rahim keluar melalui vagina dan vulva kucing, kucing akan terlihat sering menjilati bagian tersebut untuk membersihkannya.

Baca Juga : Ciri Kucing Stress yang Perlu Diketahui

Ketika leher rahim kucing tertutup, cairan tersebut tidak akan bisa keluar sehingga cairan dan sel darah putih akan terus bertambah dan pembengkakan akan semakin besar. Pembengkakan ini bisa berakibat fatal untuk kucing dan bahkan bisa membahayakan nyawa kucing karena bisa menyebabkan rahim kucing pecah karena terlalu banyak cairan didalamnya.

Cairan yang banyak tersebut akan tumpah ke dalam rongga perut kucing dan hal inilah yang menyebabkan kematian pada kucing terjadi. Ketika hal tersebut sudah terjadi maka biasanya kucing tidak akan bisa hidup lebih dari 48 jam, meski demikian hal ini jarang terjadi pada kasus pyometra kucing apalagi jika pemilik kucing sigap dan cepat menangani pyometra pada kucing miliknya.

Pencegahan Pyometra pada Kucing

Cara mencegah pyometra kucing bukanlah hal yang tidak mungkin dilakukan karena ada cara untuk mengatasi hal ini. Pyometra kucing terjadi karena permasalahan hormon pada kucing, jadi jika kucing tidak bermasalah dengan hormone maka penyakit pyometra kucing tidak akan pernah terjadi pada kucing kalian.

Baca Juga : Detail Sterilisasi Kucing yang Perlu Diketahui

Melakukan sterilisasi pada kucing adalah cara yang tepat untuk mencegah hal ini, dengan melakukan sterilisasi maka kucing akan terbebas dari penyakit yang berkaitan dengan hormon termasuk pyometra. Melakukan steril kucing pada usia dini bisa mencegah hal ini terjadi, namun kebanyakan breeder kucing pasti tidak akan melakukan hal ini karena mereka ingin kucing mereka terus berkembang dan memilih untuk mengobati pyometra pada kucing mereka.

Pengobatan Pyometra pada Kucing

Cara mengobati pyometra pada kucing bisa dilakukan dengan dua cara, namun dari kedua cara tersebut salah satunya tidak akan pernah dilakukan oleh para breeder kucing atau peternak kucing ras. Salah satu cara untuk mengobati kucing yang sudah terkena pyometra adalah dengan mengangkat rahim pada kucing, jika hal tersebut dilakukan maka pyometra akan sembuh namun kucing tidak akan bisa untuk hamil lagi atau menghasilkan keturunan.

Kucing Keluar Cairan Bening

Kebanyakan orang akan membawa kucing mereka ke dokter hewan untuk menangani pyometra, tentu saja dokter hewan akan menyarankan melakukan tindakan yang tuntas dan juga aman untuk kucing jika dihadapkan dengan sebuah pilihan. Cara yang tepat untuk itu tentu saja adalah melakukan operasi angkat rahim kucing, dengan melakukan hal ini maka kucing akan aman dari pyometra karena Rahim kucing sudah tidak ada.

Cara kedua adalah cara yang sering digunakan oleh para breeder kucing, yaitu dengan menggunakan suntikan hormon pada kucing. Dengan memberikan suntikan hormon pada kucing maka kucing akan berkontraksi dan nanah yang ada akan keluar dari rahim kucing dan kucing akan kembali pulih namun masih ada resiko pyometra akan kembali terjadi pada kucing ini.  Selengkapnya tentang 2 cara mengobati pyometra silahkan simak dibawah ini.

Operasi Pengangkatan Rahim dan Ovarium Kucing (Ovariohysterectomy)

Cara ini dilakukan dengan operasi dan hanya disarankan melalui dokter hewan karena membutuhkan prosedur yang khusus dan tidak bisa dilakukan oleh sembarangan orang. Operasi yang ada dilakukan untuk mengangkat rahim kucing yang berisi nanah dan juga ovarium kucing, dengan melakukan ini maka kucing tidak akan bisa hamil lagi karena rahim dan sel telur kucing sudah dicabut atau diangkat.

Operasi ini bisa dilakukan untuk pyometra terbuka dan juga pyometra tertutup, namun kebanyakan operasi ini dilakukan untuk pyometra tertutup. Hal ini dianggap lebih aman dan juga efektif karena jika sudah dilakukan operasi maka kucing tidak akan pernah kembali terkena pyometra.

Pemberian Suntikan Hormon Prostaglandin pada Kucing

Cara ini adalah cara yang dilakukan oleh para breeder kucing karena dengan cara ini maka kucing akan pulih dari pyometra dan setelahnya kucing masih bisa memiliki keturunan karena Rahim dan ovarium kucing tidak diangkat. Memberikan hormon prostaglandin pada kucing akan membuat rahim atau uterus kucing berkontraksi dan mengeluarkan nanah didalamnya, suntikan yang dilakukan dengan cara IM atau Intramuskular.

Mengeluarkan nanah pyometra tanpa operasi dengan memberikan suntikan hormon prostaglandin bisa dilakukan oleh dokter hewan atau orang lain (selain dokter) karena tidak membutuhkan operasi. Dalam hal ini yang diperlukan hanyalah pengalaman dalam memberikan kucing suntikan, karena suntikan untuk kucing ada berbagai macam jenis melihat fungsi dan juga tempat suntikan tersebut.

Baca Juga : Vaksin pada Kucing Peliharaan

Sesudah kucing disuntik dengan hormon prostaglandin ini maka efek yang dialami kucing antara lain adalah nafas kucing yang terlihat lebih cepat (terengah engah), air liur kucing menjadi berlebihan, kontraksi otot pada rahim dan juga keluarnya sisa pencernaan yang ada pada tubuh kucing. Setelah semua nanah yang ada dirasa sudah keluar maka kondisi kucing akan berangsur membaik, pada fase ini pemberian antibiotik pada kucing sangat diperlukan untuk mencegah infeksi lain.

Biasanya nanah pada rahim kucing akan keluar hanya dalam hitungan jam, namun ada juga yang menbutuhkan waktu hingga 1 hari untuk keluar. Selalu perhatikan kondisi kucing ketika suntikan sudah diberikan, jika kucing sudah terlihat sangat lemas maka membawa ke dokter adalah pilihan terbaik. Setelah pyometra sembuh, menurut teori dokter kucing tersebut harus istirahat dari perkawinan hingga 1 tahun karena pemulihan pada tubuh kucing membutuhkan waktu yang lama untuk kembali normal.

Meski kebanyakan dokter berkata begitu namun menurut pengalaman pribadi setelah diberikan suntikan hormon prostaglandin, selang 1 bulan setelahnya kucing saya kawinkan kembali dan kucing tersebut bisa melahirkan secara normal dan tidak ada masalah. Jadi semuanya tergantung dari kucing masing masing ya, karena semua kondisi tubuh kucing itu berbeda antara satu dan yang lainnya.

Masa pemulihan kucing pasca pyometra merupakan hal yang sangat penting, jadi berikan yang terbaik selama masa pemuliahan dengan memberikan nutrisi tambahan diluar makanan kucing yang ada sehingga kucing akan selalu sehat dan segera pulih dalam waktu dekat. Demikian mengenai pyometra pada kucing yang sering terjadi pada kucing betiana, semoga informasi ini bisa bermanfaat untuk semuanya.

Belum ada Komentar untuk "Mengetahui Pyometra pada Kucing yang Sering Terjadi"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel